Susahnya generasi Z membeli rumah
Layar | 01 Mar 2023
Cantika (23), dibuat pusing tujuh keliling tiap kali Rania (54), ibunya, berkunjung ke kosan nya.
Mau tak mau, suka tidak suka, dirinya harus melakukan banyak hal sebelum orangtuanya itu datang, seperti beres-beres kosan, ijin ke tante kost, belum lagi harus bayar sewa perhari kalo ada yang nginep dari luar.
Karena jika tidak, seperti yang sudah-sudah, dirinya sering terkena semprot tante kost.
Jadi generasi sandwich
Melansir Kumparan.com (7/07/2022), tanggungan Generasi Z yang tidak jarang masuk ke dalam kategori sandwich generation. Biasanya, sandwich generation merupakan seseorang yang memiliki peran ganda untuk bertanggung jawab kepada keturunannya dan orang tuanya.
Nah sekarang makin ngerti kan, kenapa generasi Z itu masih susah membeli rumah.
Lebih banyak berobat mental dari pada nabung
Tuntutan untuk terus berinovasi serta cepatnya perubahan di masa kini inilah yang menyebabkan Generasi Z mengemban beribu ekspektasi ketika bekerja.
Akibatnya, mereka tidak jarang merasa stres karena beratnya pekerjaan yang dijalani. Hal inilah yang menyebabkan Generasi Z sangat sadar akan pentingnya kesehatan mental di tengah tuntutan pekerjaan.
Kesadaran yang tinggi tersebut menyebabkan Generasi Z tidak segan-segan untuk mengeluarkan uang demi menjaga kestabilan mentalnya, akhirnya malah boros untuk berobat bukan nabung beli rumah.
Harga rumah yang semakin naik
Kemudian, ditinjau dari segi harga, rumah pada masa kini mengalami peningkatan harga yang fantastis. Bahkan, pada Maret 2021, tercatat bahwa harga rumah dalam skala nasional mengalami peningkatan hingga 5,24 setiap tahunnya.
Daerah-daerah yang menawarkan harga rumah yang masuk akal pada umumnya tertelak di area pinggiran kota, seperti Parung Panjang dan Jonggol yang letaknya di area pinggiran Jakarta.
Di kota besar harga rumah terus melambung karena kemudahan transportasi dan fasilitas umum yang akan diterima si pemilik rumah ketika memiliki rumah pada daerah tersebut.
Cantika akhirnya tak tahan, kalo setiap kali keluarganya yang datang dari kampung, harus ditegur oleh tante kosan nya, dari situ cantika pun membeli rumah sendiri di perumahan subsidi Daru Estate, Kabupaten Tangerang, Banten.
“Sekarang sudah jauh mendingan, hidup menjadi lebih tenang, apalagi suasana di rumah baru juga adem dan sejuk, nikmatlah pokoknya, terbebas dari omelan tante kosan.” Ucap Cantika.